Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net


Rabu, 10 Oktober 2012

Kpk Harus Di Revisi ?




Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta melakukan evaluasi internal untuk melihat apakah mereka sudah bekerja optimal dalam memberikan efek jera kepada terpidana korupsi.

KPK terkesan menjadi lembaga tumpang sari, menumpang pada kasus yang cukup ditangani oleh Kepolisian atau Kejaksaan. "Saya merasa kinerja KPK saat ini agak melemah," ujar Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti, dalam diskusi 'KPK Dibubarkan atau Diperkuat' di Kantor PPP, Jl Diponegoro, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2011).

Menurutnya, kesalahan dan kelemahan KPK adalah tidak tuntasnya penyelesaian kasus-kasus korupsi besar di negeri ini. Ray mencatat setidaknya dua kasus besar yang hingga menggantung dan tidak jelas yakni kasus dana talangan Bank Century dan kasus dugaan suap dalam pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia.

"Jika KPK tidak dapat membongkar secara tuntas, mereka akan dikenang sebagai komisioner yang ragu-ragu, menyisakan tanya di masyarakat," tegasnya.

Ray menyinggung cara kerja KPK dalam menangani suatu kasus yang mirip-mirip partai politik, yaitu saat kritik datang, dibalas dengan kritikan balik. "Yang menyedihkan, kritik yang datang bertubi-tubi agar KPK berani menangkap koruptor yang dekat dengan kekuasaan dan partai politik justru ditanggapi dengan menangkap koruptor kelas teri.


Seharusnya sebagai lembaga yang disenggani oleh para koruptor KPK bisa lebih meningkatkan lagi prestasi-prestasinya dalam membongkar para korupsi dan menuntaskan kasus-kasus yang telah disidik. Karena KPK dipandang sebagai lembaga yang jujur dan bisa menjadikan indonesia sebagai negara yang bersih dari para koruptor.

sumber:
                                                                                    


Tawuran seperti sudah menjadi tradisi turun temurun


Tawuran antar pelajar yang kian marak akhir-akhir ini di sudah bukan sekedar tawuran remaja biasa. Ini merupakan hal yang sangat mengenaskan untuk dunia pendidikan jaman sekarang. Sudah banyak kejadian tawuran akhir-akhir ini, sehingga mulai memakan korban jiwa dan kerugian bagi masyarakat di sekitarnya.

Tawuran sekarang serasa menjadi kesenangan atau hobi para pelajar yang tidak memiliki kesungguhan dalam belajar di sekolah. Mereka menjadikan tawuran untuk menunjukkan jati diri mereka dan sebagai adu kekuatan antar pelajar. Banyak siswa yang terlibat tawuran tidak ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler apapun di sekolah. Mereka tidak memiliki tujuan positif.

Perkelahian beramai-ramai tersebut bukan dengan tangan kosong atau mengandalkan kekuatan, melainkan sudah menggunakan barang-barang atau senjata berbahaya lainnya dan mengarah ke tindakan kriminal karena menelan korban jiwa.

Perkelahian antar pelajar bukan persoalan “darah muda” lagi. Sejak masa dulu tetap ada perkelahian, namun sekarang terjadi perubahan besar agresivitas atau keinginan kuat pada remaja itu dipengaruhi kelompok yang biasa menjadi pelaku tawuran. Mereka menjadi berani dan agresif setelah berkelompok di tambah lagi dengan membawa barang-barang atau senjata berbahaya.

Mereka yang terlibat tawuran sudah tidak memikirkan apa-apa lagi selain apa yang harus dikerjakan saat perkelahian itu, yaitu mengandalkan ego per individu untuk “menghabisi” lawannya. Bisa jadi persoalan timbul dikarenakan kurangnya ruang publik dan kreasi untuk remaja.

Pengamat pendidikan Utomo Danan Jaya seperti yang dilansir Kompas (26/9/2012), mengungkapkan, kembali maraknya tawuran antar pelajar dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat yang terus menggerus karakter para pelajar. Generasi muda disuguhkan informasi yang lebih banyak mempertontonkan tokoh masyarakat yang berperilaku buruk, jauh dari ekspektasi yang seharusnya menjadi teladan. 

Seharusnya tokoh masyarakat memberi contoh bagaimana cara sopan santun, menghargai sesama, jujur, dan arif. Tetapi yang dipertunjukkan justru sebaliknya.

Membentuk karakter di sekolah, salah satunya menjadi tugas guru. Namun, sayangnya kemampuan guru hanya sebatas menguasai transfer ilmu pengetahuan, bukan penekanan pada metode belajar.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, dibutuhhan ketegasan dari aparatur baik kepolisian maupun satpol PP yang mempunyai kewenangan untuk menggunakan mengatasi hal tersebut. Penggunaan hukum untuk mengatasi merupakan satu pilihan untuk memberikan syok terapi bagi para pelaku yang mengganggu ketertiban di jalanan termasuk merusak barang milik orang lain.

Ada pula beberapa pencegahan untuk mengurangi tawuran yang seharusnya di lakukan :
  • Para pelajar wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
  • Melakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan cinta kasih.
  • Memberikan arti pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
  • Memberikan pelajaran tentang agama yang mendalam, agar para pelajar bisa membedakan mana perbuatan baik dan buruk.
  • Mengajarkan ilmu yang membahas tentang hokum,norma di lingkungan pelajar.
  • Mengajarkan ilmu sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
  • Tindakan kekerasan pasti akan menular, Pihak yang berwenang haruslah tegas memberikan sanksi untuk pelaku tindak kekerasan.

sumber :



Mobil murah VS kemacetan di indonesia





Ternyata, beban lalu lintas di ibukota Indonesia ini masih akan terus bertambah dengan rencana hadirnya beberapa mobil murah berharga dibawah Rp. 100 juta on the road Jakarta. Mungkin bagi kalangan menengah ke bawah, ini lah saatnya mempunyai mobil pribadi yang bisa dibawa kesana-sini untuk beraktifitas dan menunjang mobilitas. Mungkin saja, mobil murah ini akan laris manis di kalangan warga Jakarta dengan penghasilan pas-pasan.

Sebetulnya, harga berapapun yang ditawarkan pihak produsen akan diserap pasar konsumen Jakarta. Mau murah atau mahal tetap ada kelas pembelinya. Artinya ya siap-siap Jakarta menjadi lebih macet lagi kalau tidak segera dibuatkan rencana tata kota dan tata ruang yang radikal dengan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Bayangkan harga mobil baru tak lagi ratusan juta rupiah, tapi tak lebih dari dua puluh jutaan. Bisa jadi banyak dari kita yang turut antre membeli. Namun, bagi Greenpeace, mobil murah bakal meramaikan lalu lintas Jakarta dan kian menambah kemacetan yang luar biasa.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI belum juga menyelesaikan masalah transportasi yang ada. Pemda hanya memiliki solusi dadakan dan tidak menyeluruh. Seharusnya sebelum mobil murah itu meramaikan ibukota, sudah ada skema penyelesaian menyeluruh terhadap masalah transportasi yang ada.

"Jika mobil murah itu tetap masuk saat masalah belum teratasi, maka kita akan alami kemacetan total di 2015," ujarnya.

Dalam pandangan Arif, mobil-mobil murah itu menambah wajah kelam sektor transportasi dan turut berkontribusi pada pencemaran udara. Mobil Tata Nano, keluaran Tata Motor dari India yang rencananya akan masuk ke Indonesia September esok, diperkirakan masih menggunakan bahan bakar fosil. Hal tersebut tentu saja menambah pencemaran udara di Jakarta.

"Tidak hanya memperburuk transportasi, juga merusak upaya mengurangi efek gas rumah kaca di negeri ini," paparnya.

Arif berkilah, Greenpeace tidak berpikir kalau penilaiannya ini akan mematikan industri otomotif. Pihaknya mendukung mereka yang mengembangkan kendaraan ramah lingkungan. Seperti yang dilakukan sebuah perusahan negara yang mencoba membuat mobil ramah lingkungan. Tapi menurutnya, sejauh ini belum terbukti mobil itu ramah lingkungan, karena yang dikedepankan hanya harga mobil yang murah.

Greenpeace Indonesia pun menyatakan sangat mendukung upaya-upaya generasi muda bangsa ini yang memperjuangkan mobil-mobil ramah lingkungan. Meskipun masih bersifat proyek percontohan, dan belum ada rencana diproduksi massal.

"Bisa dibayangkan bila harga mobil itu seharga sekitar dua motor bebek, maka masyarakat akan berbondong-bondong membelinya. Maka kita akan tunggu kemacetan yang luar biasa," imbuh Arif.

Lalu, penyelesaian seperti agar masyarakat bisa mendapatkan transportasi masal yang baik. Memaksimalkan busway adalah salah satu solusi. Karena awalnya busway adalah solusi yang baik selama dijalankan dengan tepat dan sesuai dengan rencana awal.

"Jika pengelolaan dan monitoringnya dilakukan dengan baik, maka busway bisa menjadi solusi yang jelas. Termasuk segera memenuhi rencana penyediaan hingga 15 koridor," pungkasnya.

sumber :