Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net


Minggu, 25 November 2012

UMP DKI Masih Jauh dari Harapan Buruh (BI-01-SS-12)

Kebutuhan sekolah anak harusnya juga menjadi pertimbangan terpenting. Dua anak perempuan kecil bermain sambil berlarian di jalan yang lebarnya tidak lebih satu setengah meter. Seorang perempuan muda duduk dengan membawa nasi dan lauk ayam goreng untuk menyuapi makan anaknya. Mereka adalah keluarga dari Pradana, seorang buruh di salah satu pabrik minuman di Jaktim. Ditemui Beritasatu.com di sekitaran rumah kontrakannya, di Jaktim, Suyatmi, istri Pradana, memprediksi kenaikan UMP DKI bakal tetap memposisikan keuangan rumah tangganya dalam keadaan sulit bergerak. Betapa tidak. Suyatmi berujar, "Untuk biaya sewa rumah saja kami harus mengeluarkan Rp500 ribu. Belum lagi untuk anak. Juga untuk listrik, yaitu sebesar sekitar Rp100 ribu demi menyalakan alat elektronik seperti TV dan lemari pendingin," tuturnya, Kamis (22/11). Diketahui, beberapa hari lalu, UMP (upah minimum provinsi) DKI Jakarta ditetapkan. Besarannya adalah Rp2.216.243. Penetapan angka UMP itu memang disambut oleh beragam pendapat. Ada yang pro, tapi juga ada yang kontra. Tapi dari kacamata Suyatmi, besaran UMP itu belumlah cukup melegakannya. Sebab selain yang dipaparkan sebelumnya, dia mengatakan, pendapatan Pradana sebagai buruh masih harus dipakai lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan selama sebulan. "Untuk makan sekeluarga sebulan, jumlahnya mencapai sekitar satu juta lebih. Sedangkan untuk kebutuhan anak sekolah kan juga harus diperhatikan. Karena itu merupakan hal yang termasuk sangat terpenting," ujarnya. Hal senada juga diungkap Wati, seorang buruh pabrik di salah satu pabrik makanan di Jakarta. Lantaran itulah, kendati merasa puas dengan angka kenaikan UMP DKI Jakarta 2013, Wati mengaku harus tetap jeli mengkalkulasi pengeluaran rutin keluarganya. "Saya khawatir, kenaikan upah itu akan diiringi dengan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok. Padahal, kan dari jumlah itu tetap harus dipikirkan untuk biaya anak-anak sekolah dan makan. Ditambah lagi, biaya listrik," tutur perempuan muda yang mengaku memiliki televisi, lemari pendingin, dan DVD di rumahnya. Belum cakup keseluruhan Sementara itu, menanggapi penetapan UMP DKI Jakarta 2013, aktivis dari Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Rusdi menegaskan, acuan kebutuhan hidup layak (KHL) untuk UMP yang dilakukan pemerintah tidaklah tepat. Pasalnya, Rusdi memaparkan, KHL DKI Jakarta 2013 yang sebesar Rp1.978.789 per bulan ditetapkan dengan pertimbangan 60 komponen di Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. "Padahal itu belum mencakup keseluruhan kebutuhan buruh. Misalnya, KHL versi pemerintah itu memakai ukuran 60 komponen pekerja lajang. Tapi komponen seperti t-shirt, gordin, dan jaket tidak masuk dalam komponen,” jelasnya. Lebih dari itu, menurut Rusdi, adalah hal yang sangat wajar jika UMP DKI Jakarta lebih tinggi daripada UMP atau UMK (Upah Minimum Kota) di daerah sekitar DKI Jakarta. “Sangat wajar UMP DKI lebih tinggi. Sebagai contoh, sewa rumah di DKI sekitar Rp 500 ribu sedangkan sewa rumah di Bekasi sekitar Rp 400 ribu,” tandasnya. Rusdi menambahkan, teman-temannya di kalangan buruh juga menuntut kenaikan upah minimum sektoral (UMSP) sebesar 15-30% atau sekitar Rp2.5 juta - Rp 3 juta dari beberapa sektor unggulan seperti garment, otomotif, elektronik, dan perbankan. Terkait ancaman pemecatan yang dilakukan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Rusdi meminta agar Apindo memberhentikan provokasi tersebut. “Kami meminta Apindo untuk stop provokasi yang menyatakan pemecatan besar-besaran. Alasannya, pertama kalau pengusaha dalam kondisi collapse, pengusaha bisa meminta penangguhan pada pemerintah. Kedua, labour cost hanya 10%, sementara biaya pengiriman di Indonesia 15%. Ketiga, banyak pungli sebesar 15%. Keempat, bunga bank yang masih tinggi,” jelas Rusdi. SUMBER : http://www.beritasatu.com/megapolitan/84852-ump-dki-masih-jauh-dari-harapan-buruh.html

Pro dan kontra pencapresan Rhoma Irama (BI-01-SS-12)

Raja dangdut yang tak pernah lengser, Rhoma Irama akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangat baik dimedia massa maupun di dunia politik. Bang Haji, begitu Rhoma di sapa mengatakan secara gamblang menyatakan akan maju dalam pemilihan presiden 2014 mendatang. Rhoma mengaku terpanggil menjadi calon presiden karena kondisi masyarakat Indonesia saat ini jauh dari cita-cita para pendirinya. Maraknya korupsi, anarkisme, tawuran dan kemaksiatan menjadi indikator bahwa eksistensi negara tengah terancam. Ia pun mengatakan kehadirannya di bursa capres adalah memiliki tujuan yang baik untuk memperbaiki bangsa ini yang semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila. "Karena Indonesia membutuhkan satu figur untuk mengatasi masalah-masalah bangsa, akhlak yang saat ini sendiri sudah jauh dari nilai-nilai Pancasila," ujar Bang Haji Rhoma Irama dalam sebuah wawancara dengan merdeka.com, Senin (12/11). Rhoma menyatakan bahwa pencalonan dirinya sebagai calon presiden itu sebenarnya bukan datang dari dirinya pribadi, melainkan berasal dari desakan para ulama dan umat muslim. Karena menurut ulama tidak ada lagi sosok pemimpin bangsa ini yang dapat merepresentasikan umat Islam. "Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya bahkan sempat katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada ulama-ulama itu, dan mereka bilang hanya Anda yang bisa persatukan umat Islam " tutur Rhoma. Rhoma memang tidak bisa dikatakan sebagai pendatang baru di kancah perpolitikan Tanah Air. Pada masa awal Orde Baru, Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang bernapaskan Islami. Ia juga sempat menjadi anggota DPR mewakili utusan Golongan, yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada Pemilu 2004, Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS. Dengan bekal karier politiknya itu maka pelantun lagu 'Begadang' ini meyakinkan dirinya utuk maju menjadi calon pemimpin bangsa Indonesia. "Artinya, memang saya pernah didorong. Pernah 2004, saya tidak bersedia, 2009 saya dilamar Wapres saya tidak bersedia, untuk sekarang dorongan ulama kuat sekali, dorongan itu sangat kuat makanya kemarin saya menyatakan di Kwitang kesiapan saya untuk maju dalam 2014," jelasnya. Pencalonan Rhoma Irama menjadi capres 2014 pun sempat menuai pro dan kontra, Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menanggapi santai perihal pencalonan raja dangdut Rhoma Irama sebagai calon presiden 2014. Menurut Ruhut, elektabilitas dan pendukung yang dimiliki Rhoma saat ini, belum cukup untuk menjadi modal calon presiden 2014. "Ntar kalau Inul juga nyalonin (jadi capres), repot juga kita kan," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Senin (12/11). Ruhut menyarankan Rhoma mengukur kemampuan sebelum benar-benar yakin untuk mencalonkan diri. Meski demikian, anggota Komisi III ini tetap mendoakan agar Rhoma bisa mendapatkan kendaraan politik di Pilpres nanti. "Bang Rhoma kan pendukung Foke, eh taunya Jokowi yang menang. Tapi saya tetap doakan ada partai islam yang mencalonkan Bang Rhoma nanti," sindir Ruhut. Namun lain halnya dengan Ruhut, Gubernur DKI Jakarta Jokowi Dodo (Jokowi) malah mendukung wacana pencapresan Rhoma yang didukung para ulama. "Oh bagus, saya mendukung beliau untuk menjadi RI-1," kata Jokowi kepada merdeka.com. Meski pernah dituduh Rhoma Irama terkait isu SARA, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) tidak memendam rasa dendam kepada Raja Dangdut itu. Menurut Jokowi, Rhoma pantas nyapres karena memiliki banyak penggemar. "Saya rasa fans fanatiknya banyak, itu juga bisa jadi faktor," kata Jokowi. SUMBER : http://www.merdeka.com/peristiwa/pro-dan-kontra-pencapresan-rhoma-irama.html

upaya jokowi menghadapi banjir di ibu kota (BI-01-SS-12)

Curah hujan yang masih tinggi dan banjir kiriman yang masih terjadi di Jakarta, membuat Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi menyiapkan antisipasi jangka pendek. Menurutnya, perlu dicanangkan program jangka panjang dan program jangka pendek. Untuk jangka pendeknya, Pemerintah Provinsi DKI menyediakan perahu karet, sumbangan langsung ke posko-posko dan semua petugas yang terkait harus siap siaga. "Jadi menyiapkan perahu karet atau logistik supaya didistribusikan bagi yang memerlukan, karena ada wilayah yang nggak hujan tapi semakin naik airnya," kata Jokowi di Jakarta, Minggu, (25/11/2012). Sedangkan, untuk jangka panjangnya yaitu normalisasi sungai, pengerukan dan penataan kampung. "Normalisasi kali Pesanggrahan tidak mungkin diteruskan karena sudah keduluan hujan, jadi distop dulu," singkat dia. Orang nomor satu di Jakarta ini mengunjungi korban banjir Jalan Raya Pos Pengumben Lama, Sukabumi Selatan, RT004/005, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di samping itu, Jokowi juga memberikan bantuan berupa beras dan sejumlah uang. sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1930553/inilah-upaya-jangka-pendek-jokowi-hadapi-banjir

KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN SEORANG AKUNTAN (BI-01-SS-12)

Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan juga pasti mempunyai “hardskill” dan “softskill”. Hardskill adalah kemampuan yang dapat menghasilkan sesuatu yang sifatnya visible dan immediate. Hardskill adalah semua hal yang berhubungan dengan pengayaan teori yang menjadi dasar pijakan analisis atau sebuah keputusan (Fachrunnisa, 2006). Sedangkan softskill adalah hal yang bersifat halus dan meliputi keterampilan psikologis, emosional dan spiritual. Tidak ada kesepakatan tunggal tentang makna softskill. Softskill adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intellegence Quotient) seseorang, yang dapat dikatagorikan menjadi kehidupan social, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasaan, keramahn, optimasi. Beberapa softskill yang dibutuhkan seorang Akuntan dalam melaksanakan profesinya, yaitu sebagai berikut: a) Jujur Seorang akuntan harus jujur dalam membuat laporan keuangan, tidak boleh memanipulasi angka sedangkan auditor harus memberikan keputusan yang benar. b) Disiplin Akuntan dan Auditor harus melaporkan dan memberikan keputusan tepat pada waktunya sesuai dengan periode yang berlaku. c) Bertanggung Jawab Mampu mempertanggungjawabkan atas laporan keuangan yang sudah dibuat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diberikan. d) Ramah Bersikap ramah kepada sesama akuntan maupun auditor serta klien mereka. Dengan keramahannya, klien akan merasa lebih comfort dalam bekerjasama dengannya. e) Sopan Selain ramah, seorang akuntan dan auditor juga harus memiliki sifat sopan agar terjalin kerjasama yang baik. f) Cepat beradaptasi Adaptasi diperlukan untuk mempermudah mereka dalam pengerjaan tugasnya. Adaptasi yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal. g) Hardworker Laporan keuangan akan selesai dibuat dan diputuskan dengan tepat waktu apabila akuntan dan auditornya mau bekerja keras dalam penyelesaian ugas mereka masing-masing. h) Teliti Akuntan harus teliti dalam menginput angka sesuai dengan transaksi yang sudah dilakukan, sedangkan auditor harus teliti dalam mengoreksi angka yang sudah dibuat oleh akuntan. i) Cerdas Akuntan harus mampu memahami sepenuhnya prinsip dan aturan yang mendasari penyiapan infomasi akuntansi, sedangkan auditor harus cerdas daam mencari bukti-bukti untuk membantunya dalam mengaudit laporan keuangan.sehingga dihasikan keputusan yang tepat. j) Peka Akuntan dan Auditor harus peka terhadap lingkungan sekitar, walaupun daam melakukan pekerjaan dibutuhkan konsentrasi yang tinggi. k) Empati Akuntan dan auditor memiliki kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan dengan lingkungan sekitar tempat mereka bekerja. l) Perhatian Hampir sama dengan empati, sifat perhatian juga harus dimiliki oleh Akuntan dan Auditor dalam bekerja. m) Teamwork Dengan kerjasama yang baik, pekerjaan yang dilakukan akan sesuai dengan apa yang diharapkan bahkan bisa selesai dengan tepat waktu. n) Leadership Selain sifat-sifat diatas, sifat selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang Akuntandan Auditor adalah mampu menjadi seorang pemimpin dalam organisasinya. Hal ini diperlukan untuk mencapai tujuan yang sama diantara sesame Akuntan dan Auditor. o) Loyalitas Akuntan dan Auditor harus loyal terhadap pekerjaannya agar apa yg dihasilkan menjadi yang terbaik. p) Komunikasi Akuntan harus berkomunikasi dengan sesama akuntan agar dalam proses pembuatan laporan keuangan menjadi lebih mudah sedangkan auditor memerlukan komunikasi yang baik dalam penyampaian keputusan yang diambil kepada kliennya. q) Critical Observation Harus mampu mengamati suatu masalah yang terjadi dalam pelaporan dan pengambilan keputusan secara kritis. r) Problem Solving Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam proses pelaporan dan pengambilan keputusan. s) Complication Mampu mengatasi kesulitan yang terjadi dalam membuat laporan keuangan dan mengambil keputusan. Referensi: http://repository.upi.edu/operator/upload/d_pu_1009675_chapter2.pdf

PENERAPAN IFRS DI INDONESIA (BI-01-SS-12)

IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: (1). Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan., (2). menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS., (3). dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards Board. Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi internasional (IFRS) tersebut. Meskipun penerapan IFRSs dapat memberikan manfaat bagi iklim investasi di Indonesia. Akan tetapi terdapat beberapa kendala yang dapat menghalangi/mempengaruhi penerapan IFRS di Indonesia. Menurut Perera dan Baydoun (2007) ada 4 aspek yang dapat menjadi kendala penerapan IFRS di Indonesia. Lima Aspek Tersebut adalah (1) aspek lingkungan sosial; (2) aspek lingkungan organisasi; (3) Aspek lingkungan Profesi; dan (4) Aspek lingkungan individu. Aspek Lingkungan Sosial Indonesia sebagai negara yang memiliki nilai budaya yang berbeda dengan nilai budaya asal IFRSs dapat mempengaruhi proses pelaksanaan penerapan IFRSs di Indonesia. IFRSs yang dikembangkan di negara Anglo-Saxon yang cenderung memiliki nilai budaya indivilualisme yang tinggi dan jarak kekuasaan (power distance) yang rendah dapat terkendala penerapannya di Indonesia yang memiliki nilai budaya berkelompok yang tinggi dan jarak kekuasaan yang juga tinggi. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat profesionalisme akuntan. Selain itu penegakan aturan (i.e. penerapan IFRS bagi perusahaan-perusaahn di Indonesia) juga diragukan. ini dikarenakan nilai budaya rakyat Indonesia yang cenderung melihat seseorang dengan pangkat lebih tinggi juga memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sehingga dapat menjadi sumber penyelewengan. 2. Aspek Lingkungan organisasi Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada umumnya mendanai kegiatan usaha mereka dengan menggunakan pinjaman dari bank. Pendanaan perusahaan melalui pasar modal saat ini masih cenderung minim. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa hanya 442 perusahaan yang terdaftar di BEI sedangkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 mengestimasi perusahaan di Indonesia sebanyak 25.077 perusahaan. Keadaan ini dapat menjadi kendala untuk penerapan IFRSs karena kecenderungan pembiayaan perusahaan masih kepada sektor perbankan. Bank normalnya dapat memiliki akses langsung ke informasi keuangan perusahaan sebagai penyedia dana utama. Hal ini mengakibatkan perusahaan belum merasa butuh untuk menerapkan standar keuangan internasional yang telah terkonvergensi dalam PSAK. Dapat diasumsikan bahwa perusahaan menganggap manfaat dari penggunaan IFRS lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan untuk mengadopsi standar tersebut. 3. Aspek Lingkungan Profesi Penerapan IFRS di Indonesia seharusnya dibarengi dengan penataan dan penyediaan sumber daya manusia sebagi motor pelaksanaan standard tersebut. Profesi akuntan di Indonesia memiliki 4 kategori keanggotaan : Register A: anggota dengan gelar akuntan yang juga telah berpraktek selama beberapa tahun atau menjalankan usaha praktek akuntansi pribadi atau kepala dari kantor akuntansi pemerintah; Register B: akuntan public asing yang telah diterima oleh pemerintah Indonesia dan telah berpraktek untuk beberapa tahun; Register C: akuntan internal asing yang bekerja di Indonesia; Register D: akuntan yang baru lulus dari fakultas ekonomi jurusan akuntansi atau memegang sertifikat yang telah dievaluasi oleh komite ahli dan dipertimbangkan setara dengan gelar akuntansi dari universitas negeri. (Yunus, 1990 dalam Perera dan Baydoun, 2007, p.213) Kebanyakan dari akuntan yang ada di Indonesia adalah akuntan dengan kategori D, sehingga sumber daya manusia untuk melaksanakan standard akuntansi secara memadai masih kurang. 4. Aspek Lingkungan Individu Nilai budaya masyarakat Indonesia yang kental dengan kolektivisme dan cenderung memiliki jarak kekuasaan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap lemahnya pengembangan dan penerapan IFRSs di Indonesia. Para professional dikuatirkan bersikap pasif terhadap draft-draft eksposur karena menganggap tidak perlu berpartisipasi dalam pembuatan standard (sebagai efek dari tingginya jarak kekuasaan). Referensi: http://irdam.blogs.unhas.ac.id/2012/03/penerapan-ifrs-di-indonesia-manfaat-dan-kendala/

Green Economy Mampu Tekan Angka Kemiskinan (BI-01-SS-12)

Ekonomi hijau adalah salah satu yang menghasilkan kesejahteraan dan perbaikan manusia keadilan sosial , sementara secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi. Ekonomi hijau adalah ekonomi atau pembangunan ekonomi model yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan tentang ekonomi ekologi. Indonesia sebagai negara berkembang juga bisa menerapkan green economy, namun masih menemui beberapa kendala. Transisi sistem ekonomi negara-negara di dunia ke sistem green economy bisa mengangkat 1,3 miliar orang dari jurang kemiskinan. Namun, bukan hanya tema "hijau" yang diterapkan. Tapi juga didukung dengan kebijakan yang kuat serta kerja sama investasi publik dengan swasta. Demikian hasil paparan laporan Building an Inclusive Green Economy for All yang dirilis Poverty-Environment Partnership (PEP), Kamis (14/6). PEP merupakan agensi kerjasama antara agensi PBB, bank pembangunan, dan LSM-LSM internasional. Hasil laporan ini jadi salah satu pendahuluan jelang Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB Rio+20 pada 20-22 Juni 2012 di Rio de Janeiro, Brasil. Laporan tersebut menyebutkan, jika gerakan green economy di negara-negara berkembang punya potensi meningkatkan "tiga garis terbawah." Yakni menciptakan perkembangan ekonomi, lingkungan yang berkelanjutan, dan keterlibatan sosial. Indonesia sebagai negara berkembang juga bisa menerapkan green economy. Namun, menurut Akhmad Fauzi, Guru Besar Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, ada beberapa kendala yang dihadapi bangsa Indonesia. Dalam pemaparannya berjudul "Green Economy: Kebijakan dan Prakteknya di Indonesia" disebutkan kendala itu antara lain; bagaimana meminimalisir jajaran birokrasi untuk memudahkan investasi hijau, memulihkan hukum dan peraturan yang konflik satu sama lain, serta dukungan dana. Selain itu perlu ditingkatkan kesadaran lingkungan di komunitas Referensi: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/06/green-economy-mampu-tekan-angka-kemiskinan

Perbankan bantah lakukan inefisiensi (BI-01-SS-12)

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan “inefisiensi” di sini? Kalau tak salah sih, jika merujuk pada pengertian secara ekonomi, kata itu ya merupakan kebalikan dari efisiensi. Secara garis besar, efisiensi itu sendiri bisa diartikan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. JAKARTA: Sejumlah bankir menilai tingginya rata-rata marjin bunga bersih perbankan nasional tidak berarti perbankan telah melakukan inefisiensi dalam beroperasi. Direktur Utama PT Bank CIMB Niaga Tbk Arwin Rasyid mengatakan tingkat inefiensi perbankan nasional hingga saat ini masih wajar karena cost to income ratio (perbandingan biaya dan pendapatan) bank dalam negeri sama dengan bank di luar negeri, yakni di bawah 50%. "Inefisiensi sebenarnya dilihat dari cost to income ratio dan perbankan nasional rata-rata cost to income rationya dibawah 50%, ini juga sebanding dengan bank-bank luar negeri. Jadi kalau saya bilang itu normal-normal saja," jelas Arwin, akhir pekan lalu. Dia menuturkan tingginya marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan nasional memang sulit dihindari. Salah satu penyebab tingginya NIM adalah selisih antara bunga pinjaman dan deposito tinggi karena dipengaruhi tingkat inflasi dan premi risiko. "Selisih bunga yang tinggi itu disebabkan karena dua hal, yakni satu inflasi di Indonesia lebih tinggi dari negara lain. Kedua risk premium [premi risiko] di Indonesia juga lebih tinggi," jelas dia. Meski demikian, dia percaya tingkat NIM akan menurun seiring persaingan antar bank-bank di Indonesia. NIM, tambahnya lagi, akan turun dengan sendirinya melalui proses persaingan di pasar. Sementara itu Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jos Luhukay mengatakan kalangan perbankan tidak bisa diperintahkan begitu saja untuk menurunkan NIM. Dia mengatakan akan mencari cara mengatasi semua masalah itu. Referensi: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/10/29/inefisiensi-belum-tentu-korupsi-bos-505107.html http://www.bisnis.com/articles/perbankan-bantah-lakukan-inefisiensi