- Rayi Kinasih (25210688)
- Lestari Setyawati (24210005)
- Dewi Kencanawati (21210903)
- Ericha Dian N. (22210387)
- Syiam Noor W. (26210798)
- Nihlah Adawiyah (24210976)
- Dwikie Bayu Ramadhan (22210218)
ANALISIS TIPOLOGI DAN POSISI KOPERASI PENERIMA
PROGRAM PERKASSA
STUDI KASUS DI SUMATERA SELATAN*)
Johnny W. Situmorang
REVIEW JURNAL
Abstrak
Perempuan telah diakui oleh berbagai kalangan berperan ganda dalam kehidupan sehari-hari , Pertama, sebagai ibu rumahtangga yang mengurusi kehidupan rumahtangga dan kedua sebagai pekerja atau pengusaha yang mampu memberikan nafkah atau tambahan penghasilan pada keluarga. Pemberdayaan perempuan oleh Kementerian Koperasi dan UKM ketika itu mengenalkan Program Perkassa (Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera) melalui koperasi. Artinya, perempuan digalang dalam wadah koperasi agar dapat memperoleh dukungan Program Perkassa. Koperasi relevan dalam menghadapi globalisasi (Situmorang, 2002). Sejak tahun 2007, telah berkembang koperasi perempuan dengan kategori Koperasi Wanita (Kopwan) di antara ratusan ribu koperasi di Indonesia.
Pemberdayaan perempuan melalui Kopwan dengan Perkassa yang dimulai tahun 2007 mencakup sebanyak 247 Kopwan dengan cakupan anggota sebanyak 6175 orang. Nilai alokasi dana bergulir Perkassa mencapai Rp24.7 miliar dan tersebar di seluruh provinsi. Alokasi dana Perkassa termasuk kategori mikro, Rp100 juta per Kopwan atau Rp4.0 juta per anggota. Namun, karena terkait langsung dengan para perempuan, khususnya ibu rumahtangga, nilai alokasi dana tersebut cukup berarti sebagai stimulus perekonomian rakyat.
Indikator kelengkapan organisasi dan sumberdaya manusia bersama dengan indikator kelembagaan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan koperasi sehari-hari. Kedua indikator yang menonjol ini menunjukkan adanya penguatan organisasi, manajemen, dan sumberdaya manusia dalam menjalankan usaha Kopwan yang kegiatannya diatur dalam mekanisme dan aturan yang sudah disepakati menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sebagai organisasi yang resmi/berbadan hukum, pewadahan masyarakat dalam koperasi dapat menjadi instrumen yang tepat dari program pemberdayaan rakyat.
Point-Point
1. Perempuan telah diakui oleh berbagai kalangan berperan ganda, sebagai ibu rumahtangga dan kedua sebagai pekerja atau pengusaha
2. Sejak tahun 2007, telah berkembang koperasi perempuan dengan kategori Koperasi Wanita (Kopwan) di antara ratusan ribu koperasi di Indonesia.
3. faktor pendukung pelaksanaan Program Perkassa : 1) psikososial anggota koperasi yang terdiri dari kebanggaan sebagai anggota koperasi, kepuasan sebagai penerima program, kepuasan mengembangkan usaha, dan rasa memiliki koperasi. 2) lingkungan usaha yang terdiri dari pengembangan ekonomi wilayah dan struktur pasar.
4. faktor penghambat pelaksanaan Program Perkassa : 1) peningkatan kapasitas yang terdiri dari kurang pelatihan keterampilan usaha, kurangnya pendampingan usaha, dan kurangnya intensitas keterlibatan dalam pertemuan bisnis. 2) reputasi perusahaan yang terdiri dari kurangnya pengalaman berusaha dan belum menggunakan merek dagang. 3) kelengkapan sarana dan prasarana yang terdiri dari status kepemilikan kantor, terbatasnya perlengkapan kantor, dan belum menerapkan teknologi informasi. 4) kelembagaan, terdiri dari kurangnya jumlah anggota yang aktif dan produktif, terbatasnya cakupan wilayah kerja, dan pelaksanaan RAT yang belum sesuai.
5. kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Perkassa, salah satunya, adalah koperasi yang baru terbentuk saat program ini digulirkan.
Penutup
Dari uraian sebelumnya dapat dinyatakan faktor-faktor eksternal dan internal yang menjelaskan tipologi, faktor-faktor yang paling menonjol, dan posisi Kopwan dalam Program Perkassa. Secara umum, Program Perkassa di Sumatera Selatan termasuk berhasil serta dapat memajukan koperasi, khususnya Koperasi Wanita dan wanita pengusaha. Namun Program Perkassa ini lebih pada stimulan pengembangan wanita pengusaha dan Kopwan.
Sejalan dengan manfaat analisis ini, pengungkapan faktor-faktor tersebut dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan kelanjutan dari program ini. Model Program Perkassa ini dapat dikembangkan oleh pemerintah dan koperasi lebih luas lagi. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan performa koperasi adalah memberikan penyuluhan secara terus menerus dan pelatihan manajemen dan organisasi yang berlanjut agar sistem Perkassa ini dapat berlanjut. Disamping itu, kebijakan pemerintah harus dikeluarkan untuk dana bergulir agar dapat kembali digunakan oleh Kopwan dan anggota untuk ekspansi bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Granit, Jakarta.
Counts, Alex. 2008. Small Loans Big Dreams. How Nobel Prize Winner Muhammad Yunus and Microfinance Are Changing the World. Wiley.
Hutagaol, Parulian D. R. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Tani dan Koperasi Dalam Menangkap Peluang Pasar Pangan Global.
Johnson, Glen. 1986. Research Methodology for Economics. Philosophy and Practice.
Kementerian Negara Kop. & UKM. 2008. Statistik Perkoperasian Tahun 2008. Kemeneg. KUKM, Jakarta.29 k
Kementerian Negara Kop. & UKM. 2008. Kajian Evaluasi dan Revitalisasi Kebijakan Pemerintah di Bidang KUKM. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM, Kementerian KUKM, Jakarta.
Kementerian Negara Kop. & UKM. 2008. Studi Pengembangan Model Pemeringkatan Propinsi Dalam Pembangunan Koperasi. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM, Kemeneg KUKM, Jakarta.
Kementerian Negara Kop. & UKM. 2009. Kajian Dampak Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASSA). Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM, Kemenneg KUKM, Jakarta.
Pearce II, John A and Richard B. Robinson, Jr. 2000. Strategic Management. Formulation, Implementation, and Control. Irwin McGraw-Hill.
Riduwan dan Akdon. 2005. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sinaga, Pariaman, Urip Triyono, Irsyad Muctar, Zaenal Wafa, dan Slamet AW. 2006. Berlayar mengarungi Sejuta Tantangan. Koperasi Di Tengah Lingkungan Yang Berubah. Rajawali Pers, Jakarta.
Situmorang, Johnny W. 2002. Perundang-undangan dan Kebijakan Perkoperasian Indonesia, Ekonomi Kerakyatan, dan Keuangan Mikro. Lokakarya Nasional Pengembangan Koperasi, Ekonomi Kerakyatan, dan Keuangan Mikro. PGI. Cipayung-Kabupaten Bogor, Rabu 29 Mei.
Sugiyono, Prof. DR. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
W. Situmorang, Johnny. 2008. Peringkat Provinsi Dalam Membangun Ekonomi Koperasi. Analisis Berdasarkan Indeks PEKR. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM. Volume 3-September.
W. Situmorang, Johnny. 2008. Iklim Usaha KUKM di Era Otonomi Daerah. Infokop Volume 16-September.
W. Situmorang, Johnny & Jannes Situmorang. 2007. Suku Bunga Perbankan Masih Penghambat Pembiayaan UMKM Indonesia. Infokop Volume 15 Nomor 2-Desember 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar