Nama Anggota Kelompok :
• Nihlah Adawiyah (24210976)
• Nihlah Adawiyah (24210976)
• Rayi Kinasih (25210688)
• Dewi Kencanawati (21210903)
• Ericha Dian N. (22210387)
• Lestari Setyawati (24210005)
• Ericha Dian N. (22210387)
• Lestari Setyawati (24210005)
• Syiam Noor W. (26210798)
• Dwikie Bayu Ramadhan (22210218)PENGKAJIAN DUKUNGAN FINANSIAL DAN NON FINANSIAL
DALAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UKM
DALAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UKM
Abstract
Perkembangan SME.s dengan pendekatan pusat adalah salah satu strategi kebijakan dalam
kapasitas SME.s. Untuk mendorong pengembangan dan meningkatkan daya saing SME.s
di pusat bisnis telah memberikan dukungan penguatan dengan dukungan keuangan (MAP), yang
selokan oleh KSP / USP dan non Finansial oleh LPB / BDS-P. Hasil penelitian ini
adalah distribusi dukungan keuangan.
Memiliki lebih memberikan manfaat dengan dukungan SME.s non biside Finansial. Meskipun
Komposisi menguasai masa lalu dalam LPB / BDS-P yang cukup berlebihan (72,35%) dari kerja
suplai, semuanya obove pendidikan sarjana. Tapi LPB / BDS-P tidak optimal
menjadi manfaat untuk memberikan layanan kepada SME.s di pusat bisnis. Sebagian besar sektor yang telah mereka
berikan adalah layanan informasi dan bisnis sampingan. sedangkan layanan yang paling sedikit adalah
perkembangan teknologi. Distribusi dukungan Finansial (MAP) untuk SME.s
dalam bisnis centro, ternyata menemukan distribusi ke anggota yang bukan bagian dari
SME.s (11,8%). Sumbangan channelization MAP tidak memberikan dampak positif untuk
SME.s tetapi juga memberikan dampak positif untuk pengembangan KSP / USP.
Point-Point
pengembangan UKM ditempuh melalui pendekatan sentra bisnis.
Permasalahan yang dihadapi oleh UKM dalam melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan usaha yang terkait dengan Sumber daya di UKM yaitu
kelemahan dalam mengakses teknologi, modal, informasi, dan pasar.
Dalam pengembangan sentra bisnis tersebut, lembaga penyedia jasa
Pengembangan bisnis/Business Development Service Provider (LPB/BDS-P), merupakan lembaga pendukung mitra pemerintah yang berperan menyediakan layanan bisnis, antara lain jasa informasi, konsultasi, pelatihan, pengembangan/advokasi,
pemasaran, aksibilitas sumber permodalan, dan fasilitasi investasi.
Dalam pengembangan sentra bisnis UKM
1. Mengetahui peran dan dampak LPB/BDS-P dan MAP dalam
pengembangan sentra bisnis UKM
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan
sentra bisnis UKM
3. Mengetahui profil pengembangan sentra bisnis UKM
4. Untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan kinerja KSP/USP koperasi penerima dana MAP.
sampel yang diambil adalah UKM yang berada pada sentra bisnis UKM yang
mendapat dukungan finansial berupa dana MAP dan dukungan non finansial berupa
layanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh lembaga penyedia layanan
pengembangan bisnis (LPB/BDS-P)
mendapat dukungan finansial berupa dana MAP dan dukungan non finansial berupa
layanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh lembaga penyedia layanan
pengembangan bisnis (LPB/BDS-P)
Pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Lembaga Penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPB/BDS-P); yang merupakan mitra kerja UKM pada sentra bisnis UKM terpilih dengan menggunakan purposive sampling, yaitu masing-masing satu LPB/BDS-P untuk setiap sentra bisnis UKM terpilih.
2. Koperasi simpan pinjam/usaha simpan pinjam koperasi; penyalur MAP dengan menggunakan purposive sampling, yaitu satu koperasi simpan pinjam koperasi
berikut:
1. Lembaga Penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPB/BDS-P); yang merupakan mitra kerja UKM pada sentra bisnis UKM terpilih dengan menggunakan purposive sampling, yaitu masing-masing satu LPB/BDS-P untuk setiap sentra bisnis UKM terpilih.
2. Koperasi simpan pinjam/usaha simpan pinjam koperasi; penyalur MAP dengan menggunakan purposive sampling, yaitu satu koperasi simpan pinjam koperasi
Pengukuran nilai tambah atau
disebut sebagai Produk Domestik Bruto (PDB), komponennya terdiri dari unsur balas jasa produksi: upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. suatu usaha dapat diketahui dengan mencermati laporan keuangannya. Pengukuran
kinerja manajemen dilakukan dengan menggunakan indikator rasio keuangan (financial ratio), yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas serta rentabilitas.
disebut sebagai Produk Domestik Bruto (PDB), komponennya terdiri dari unsur balas jasa produksi: upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. suatu usaha dapat diketahui dengan mencermati laporan keuangannya. Pengukuran
kinerja manajemen dilakukan dengan menggunakan indikator rasio keuangan (financial ratio), yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas serta rentabilitas.
Adapun ruang lingkup kegiatan pengkajian antara lain:
- Menganalisis mekanisme seleksi penentuan sentra bisnis UKM, LPB/BDSP
dan KSP/USP penyalur dana MAP yang dipilih dalam program
JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 2 TAHUN I – 2006 57 pengembangan bisnis UKM.
- Menganalisis mekanisme seleksi penentuan sentra bisnis UKM, LPB/BDSP
dan KSP/USP penyalur dana MAP yang dipilih dalam program
JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 2 TAHUN I – 2006 57 pengembangan bisnis UKM.
- Menganalisis penyaluran dan penggunaan dana MAP dalam pengembangan sentra bisnis UKM (mekanisme penyaluran/pengembalian, jumlah UKM penerima dana MAP, jumlah dana MAP, manfaat/dampak MAP terhadap kinerja UKm/sentra bisnis UKM).
dalam hal manajemen keuangan KSP/USP.
Bidang layanan yang paling banyak diberikan oleh LPB/BDS-P terhadap UKM adalah jasa informasi, jasa konsultan dan pendampingan usaha. Sedangkan bidang layanan yang paling sedikit diberikan kepada UKM binaan adalah fasilitas dalam pengembangan teknologi
Bidang layanan yang paling banyak diberikan oleh LPB/BDS-P terhadap UKM adalah jasa informasi, jasa konsultan dan pendampingan usaha. Sedangkan bidang layanan yang paling sedikit diberikan kepada UKM binaan adalah fasilitas dalam pengembangan teknologi
Dari Hasil penelitian terhadap KSP/USP-P menunjukkan lebih dari separuh (52,38%) Koperasi penyalur MAP berbentuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan sisanya (47,62%) berbentuk Unit Simpan Pinjam (USP). Sepertiga KSP/USP kantornya berstatus milik sendiri, 14,29% berstatus pinjamana dna sisanya (52,38%) merupakan sewa.
Sasaran utama dari program dukungan finansial dan non finansial dalam
pengembangan sentra bisnis UKM adalah mengkaji seberapa besar dampak program kebijakan tersebut terhadap perkembangan kinerja usaha UKM, Modal usaha UKM terbesar berasal dari pemilik sendiri (85,47%), sedangkan
kontribusi dana MAP sebesar 8,45%. Selebihnya berasal dari lembaga keuangan (2,73%), dan pinjaman koperasi selain dana MAP (2,18%). Rata-rata setiap UKM menerima MAP sebesar 5,01 juta rupiah dengan jangka waktu pengembalian rata-rata selama 18 bulan. Dalam memperoleh dana MAP sebanyak 36,81% UKM menggunakan agunan
dan 63,81% UKM tidak menggunakan agunan. Rata-rata taksiran nilai agunan yang digunakan UKM sebesar 50,14 juta rupiah, berbentuk sertifikat rumah, surat-surat kendaraan dll. Dana MAP yang diterima tersebut sebagian besar (76,75%) digunakan
Berdasarkan pengakuan UKM yang dibina LPB/BDS-P, persentase banyaknya
UKM yang mengalami peningkatan volume usaha setelah dibina LPB/BDS-P sebanyak
40,83%, yang tidak mengalami perubahan atau tetap saja sebanyak 53,74% dan yang
menurun sebayak 5,43%. Sedangkan untuk indikator keuntungan usaha, persentase
banyaknya UKM yang mengaku mengalami peningkatan setelah dibina LPB/BDS-P
sebanyak 39,18% dan tidak ada UKM yang mengalami penurunan keuntungan.
Sasaran utama dari program dukungan finansial dan non finansial dalam
pengembangan sentra bisnis UKM adalah mengkaji seberapa besar dampak program kebijakan tersebut terhadap perkembangan kinerja usaha UKM, Modal usaha UKM terbesar berasal dari pemilik sendiri (85,47%), sedangkan
kontribusi dana MAP sebesar 8,45%. Selebihnya berasal dari lembaga keuangan (2,73%), dan pinjaman koperasi selain dana MAP (2,18%). Rata-rata setiap UKM menerima MAP sebesar 5,01 juta rupiah dengan jangka waktu pengembalian rata-rata selama 18 bulan. Dalam memperoleh dana MAP sebanyak 36,81% UKM menggunakan agunan
dan 63,81% UKM tidak menggunakan agunan. Rata-rata taksiran nilai agunan yang digunakan UKM sebesar 50,14 juta rupiah, berbentuk sertifikat rumah, surat-surat kendaraan dll. Dana MAP yang diterima tersebut sebagian besar (76,75%) digunakan
Berdasarkan pengakuan UKM yang dibina LPB/BDS-P, persentase banyaknya
UKM yang mengalami peningkatan volume usaha setelah dibina LPB/BDS-P sebanyak
40,83%, yang tidak mengalami perubahan atau tetap saja sebanyak 53,74% dan yang
menurun sebayak 5,43%. Sedangkan untuk indikator keuntungan usaha, persentase
banyaknya UKM yang mengaku mengalami peningkatan setelah dibina LPB/BDS-P
sebanyak 39,18% dan tidak ada UKM yang mengalami penurunan keuntungan.
Kesimpulan
1.Sebagian besar LPB/BDS-P (43,33%) merupakan institusi yayasan, kemudian perguruan tinggi (20%), koperasi (12,33%), perorangan (8,33%) dan lainnya (15,00%), dengan status kantor sebagian besar sewa (48,33), pinjaman (26,67%) dan milik sendiri sebanyak 25. Pada umumnya alokasi kantor LPB/ BDS-P berjarak15,11 km.
2.Sebagian besar Dana MAP yang diterima KSP/USP dipinjamkan kepada anggota dengan rincian sebesar 76,38% untuk anggota UKM dan 11,18% untuk anggota bukan UKM. Sementara itu, MAP yang diinvestasikan di KSP/ USP sebanyak 5,91% dan sisanya 6,53% digunakan untuk keperluan lainnya. Dana MAP ini baru dapat melayani lebih dari sepertiga anggota sedangkan kurang dari dua pertiga anggota lainnya belum menerima dana MAP.
3.Program dukungan non finansial sampai tingkat tertentu dirasakan cukup bermanfaat terutama dalam kaitannya terhadap layanan informasi, pembiayaan, pemasaran dan bahan baku.
Daftar Pustaka
Adiningsih, Sri, Dr; The Indonesia Business Map In AFTA, Indonesian Business, Perspective, Volume V. No. 3, halaman 20, Penerbit, PT Harvest International Indonesia, March, 2003; JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 2 TAHUN I – 2006 64
Business Innovation Center of Indonesia, Bunga Rampai, Lembaga Keuangan Mikro, Bekerjasama dengan kantor Menegkop dan UKM, 2002; BPS, Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja Penyerapan Tenaga Kerja, Nilai Tambah dan Ekspor Usaha Kecil Menengah serta Perannya Terhadap Tenaga Kerja Nasional dan Produk Domestik Bruto Menurut Harga Konstan dan Harga Berlaku, Nopember 2002;
Field, Michael 2001:.Market Development of BDS in Transition Economies.. Journal of Developing Alternatives. Volume 7 issu 1. Spring 2001. Field, Michael, Rob Hitchin and Marshall Bear (2000): Designing BDS Interventions As If Markets Matter, USAID, Center for Economic Growth and Agricultural Development. ISBRC-PUPUK, Usaha Kecil Indonesia: Tinjauan Tahun 2002 dan Prospek Tahun 2003,
Penerbit ISBRC-PUPUK bekerjasama dengan LP3E-Kadin, Maret, 2003;
Rong I-Wu, 2002. Policies Nurturing Small and Medium Enterprises: Taiwan.Experiences, Working Paper Series, 99-02E, Taiwan Institute of Economic Research, Taiwan. The Asian Foundation, 1999. Small and Medium Enterprise Development, Mmeo, Jakarta
Business Innovation Center of Indonesia, Bunga Rampai, Lembaga Keuangan Mikro, Bekerjasama dengan kantor Menegkop dan UKM, 2002; BPS, Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja Penyerapan Tenaga Kerja, Nilai Tambah dan Ekspor Usaha Kecil Menengah serta Perannya Terhadap Tenaga Kerja Nasional dan Produk Domestik Bruto Menurut Harga Konstan dan Harga Berlaku, Nopember 2002;
Field, Michael 2001:.Market Development of BDS in Transition Economies.. Journal of Developing Alternatives. Volume 7 issu 1. Spring 2001. Field, Michael, Rob Hitchin and Marshall Bear (2000): Designing BDS Interventions As If Markets Matter, USAID, Center for Economic Growth and Agricultural Development. ISBRC-PUPUK, Usaha Kecil Indonesia: Tinjauan Tahun 2002 dan Prospek Tahun 2003,
Penerbit ISBRC-PUPUK bekerjasama dengan LP3E-Kadin, Maret, 2003;
Rong I-Wu, 2002. Policies Nurturing Small and Medium Enterprises: Taiwan.Experiences, Working Paper Series, 99-02E, Taiwan Institute of Economic Research, Taiwan. The Asian Foundation, 1999. Small and Medium Enterprise Development, Mmeo, Jakarta